X-Steel - Wait Cerita saya: Hole in the Heart of Family

Selasa, 30 Desember 2014

Hole in the Heart of Family


Ini postingan pertama saya. Jika ada banyak typo, saya mohon maaf.
Happy Reading (:

Author : Yulia Ariswati
Title     : Hole in the Heart of Family
Genre  : sad, tragic, family life
Rate    : 17+

Pada abad pertengahan, di pinggiran kota terdapat rumah besar yang dihuni satu keluarga. Si papa mempunyai 3 orang istri dan 6 orang anak laki-laki.

Dari istri pertama, si papa mempunyai 2 orang anak bernama Richi dan Nicho. Istri pertama menyuruh kedua anaknya untuk terus belajar, agar salah satu dari mereka bisa menjadi pewaris keluarga. Nicho belajar mati-matian untuk menjadi pewaris dan untuk merebut perhatian ibunya. Karena, si ibu terlalu memperhatikan dan memanja Richi. Lama kelamaan tumbuh rasa sakit hati yang sangat besar di dalam diri Nicho kepada kakak dan ibunya.
Dari istri kedua, si papa punya 3 orang anak bernama Relhi, Rilho, dan Rulhi . Istri kedua menyuruh Relhi belajar mati-matian dan tidak memperbolehkannya untuk bermain dengan adik-adiknya sekalipun. Sedangkan, kedua adiknya diperbolehkan bermain sepuasnya. Hal itu membuat Relhi sangat membenci ibunya. Ibunya berkata kepadanya,
“Kamu harus menjadi pewaris. Karena kalau tidak, kamu seharusnya tidak ada di dunia ini.”
Dari anak ketiga, si papa punya 1 orang anak yang bernama Mizu. Karena mencoba untuk membunuh suaminya, si ibu dipenjara di menara yang ada di belakang rumah mereka. Mizu berusaha menyelamatkan ibunya, tapi sia-sia, penjaranya sangat kokoh. Si ibupun memberikan pisau kepada Mizu, sambil berkata,
“Ibu ingin kamu membunuh seseorang.”
Setelah itu, ibunya bunuh diri di dalam penjara. Melihat itu, Mizu sangat terpukul dan membenci papanya yang sudah memasukkan ibunya ke penjara sehingga membuat ibunya bunuh diri.
Beberapa bulan setelah istri ketiga meninggal, istri pertama dibunuh oleh Nicho. Di nafas terakhirnya istri pertama berkata,
“Aku sangat senang karena kamu yang mengakhiri hidupku. Sekarang aku bisa tenang.”
Lalu istri pertama menghembuskan nafas terakhirnya. Nicho lalu berteriak kepada mayat ibunya,
“Tidaaakkkkk.... Aku tidak ingin kamu mati dengan tenang.... Bangun... Aku akan membunuhmu lagi jika kau tidak bangun... Aku masih ingin menyiksamu....”
Lanjut kepada nasib istri kedua. Saat tengah berjalan menuruni tangga, Relhi berjalan menaiki tangga. Saat ia hendak menyapa, Relhi menusuk dadanya dengan pisau sampai darahnya muncrat di kemeja putih milik Rehi. Relhi tersenyum, lalu cemberut sambil berkata,
“Ibu.. Kau menodai bajuku dengan darahmu. Ini adalah baju kesayanganku. Kemari, bu. Aku belum selesai denganmu.”
Si ibu langsung lari dari Relhi. Dengan susah payah dia menuju ke kamar Rilho. Darahnya menetes di sepanjang lantai yang dilaluinya. Ketika sampai di kamar Rilho, si ibu berkata kepada Rilho,
“Tolong lindungi ibu. Kakakmu ingin membunuh ibu.”
Rilho  hanya tersenyum datar tanpa mengatakan sepatah katapun.
“Kau memang anak yang paling bisa kuandalkan.”
Lalu Rilho pergi ke balkon kamarnya. Ibunya mengikuti Rilho karena takut Relhi datang tiba-tiba untuk menusuknya lagi. Lalu Rilho mendorong ibunya dari balkon sambil berkata,
“Aku sayang padamu, Bu.”
Ibunya langsung meninggal setelah jatuh dari balkon.
Hari sudah malam. Rulhi sedang berjalan-jalan di pekarangan rumah sambil membawa lilin untuk menerangi jalannya, tiba-tiba melihat mayat ibunya yang tergeletak di bawah lampu taman. Dia menghampiri mayat ibunya dan berbicara kepada mayat ibunya,
“Ibu sedang apa disini? Sepertinya ibu kedinginan. Aku akan menghangatkanmu.”
Rulhi lalu melemparkan lilin yang dibawanya ke mayat ibunya. Terbakarlah mayat ibunya.
“Sekarang sudah hangatkan bu? Hahahahahahahaha”
Ia lalu meninggalkan mayat ibunya yang terbakar itu sambil bersiul.
Paginya, si papa yang sedang menikmati indahnya bunga dan pepohonan di pekarangan rumahnya menemukan mayat yang terbakar di pekarangan rumahnya. Dia segera menyuruh para pelayannya untuk membuang sisa mayat itu, karena menurutnya keberadaan mayat itu sangat mengganggu keindahan pekarangan rumahnya dan ia sama sekali tidak peduli itu mayat siapa.
Saat si papa berjalan di lorong rumah, dia bertemu dengan Mizu. Mizu tersenyum mengerikan kearah papanya. Si papa terkejut, lalu terdiam. Mizu mendekatinya sambil berkata,
“Aku rasa, kita adalah keluarga yang paling bahagia di dunia. Ini semua berkat kepala keluarga sepertimu.”
Setelah berkata seperti itu, Mizu langsung menusukkan pisau pemberian ibunya tepat di leher papanya. Si papa langsung  jatuh terlentang dengan pisau yang masih menancap di leher. Mizu mencabut pisaunya. Darah segar langsung menyembur keluar dari leher papanya. Mizu mencongkel mata kiri papanya dan diberikannya kepada anjing lapar yang ada di depan rumah mereka.
Keesokkan harinya, semua berjalan seperti biasa. Mereka semua menganggap papa dan ibu mereka sedang jalan-jalan keluar kota dan akan kembali esok hari.
Setiap hari mereka lalui dengan beranggapan seperti itu. Nicho bahkan membuat catatan untuk saudara-saudaranya yang lain, berisi
“Mereka sedang jalan-jalan keluar kota dan akan kembali esok hari, (baca setiap hari!)” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar